Nasi kuning Bali agak berbeda dari nasi kuning pada umumnya, terutama dari bumbu yang dipergunakan dan cara pengolahannya. Nasi kuning ini biasanya dibuat pada hari Raya Kuningan, yaitu hari raya umat Hindhu di Bali setiap 210 hari sekali yang jatuh pada hari Sabtu Kliwon Wuku Kuningan. Namun saat ini nasi kuning Bali sudah dimanfaatkan untuk upacara-upacara lain selain upacara keagamaan seperti ulang tahun, syukuran dan lain-lain. Nasi kuning disajikan dengan menaburi sambal goreng diatasnya, ditambah kemanggi dan kecai (kacang ijo yang baru berkecambah). Nasi kuning Bali tidak umum diperjualbelikan dan biasanya masyarakat membuat sendiri untuk keperluan upacara maupun dikonsumsi sendiri.
Bahan:
Beras 500g,
Bawang Merah 10 siung,
Bawang Putih 10 siung,
Kunir 1 Jari,
Terasi 1 iris,
Garam Secukupnya,
Cabai 4 biji,
Merica 1 sendok teh
Cara Pembuatan:
Pertama beras ditanak menjadi nasi. Bawang merah, bawang putih dan kunir diiris, selanjutnya digoreng dan setelah matang diangkat dengan minyaknya. Terasi dan garam diremas, dan digoreng sampai harum. Cabai dan merica diulek. Nasi kemudian dicampur dengan bumbu yang sudah dipersiapkan, selanjutnya diaduk sampai merata. Setelah rata nasi kuning siap dihidangkan dengan menaburi sambal goreng bali, daun kemanggi, dan kecai diatasnya. Sambal goreng bali dibuat dengan cra sebagai berikut: 0,5 butir kelapa diparut dan digoreng setenagh matang. Bawang putih (2 siung), kencur (1jari), kunir (0,25 jari), garam, cabai dan terasi secukupnya diulek menjadi satu. Kemudian bumbu yang sudah dihaluskan dicampur dengan kelapa parut setengah matang selanjutnya digoreng dan diaduk sampai matang.